by Maulana Yusuf
Indonesia
saat ini menghadapi sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks.
Sejumlah masalah yang dimaksud mencakup pendapatan rakyat rendah, tingkat
kemiskinan relatif tinggi, pengangguran tinggi, ketimpangan ekonomi,
pem-bangunan ekonomi daerah yang berjalan lambat, utang luar negeri relatif
tinggi, kelangkaan energi, ketahanan pangan keropos, dan kemerosotan mutu
lingkungan hidup. Masalah pembangunan ekonomi tersebut memerlukan pemecahan sesegera
mungkin. Dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang juga menghadapi
kesulitan pembiayaan pemba-ngunan, untuk memecahkan masalah tersebut, kita
perlu melakukan penajaman (focusing) strategi pembangunan ekonomi ke depan.
Sistem
Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian
dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi
peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan,
serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan kebutuhan jangka pendek,
menengah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi
dengan sistem pertanian ini.
Petani
yang dapat melaksanakan konsep sistem pertanian terpadu ini adalah petani atau
kelompok tani yang memiliki lahan sekurang-kurangnya 1 ha untuk mendapatkan
kelayakan ekonomi yang cukup dalam kegiatan usaha tani. Diharapkan petani akan
menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani tanpa ter-gantung dari
pihak manapun dengan pembentukan permodalan dan pasar yang baik oleh lembaga
atau instansi yang berkompeten.
Di
Indonesia penerapan sistem pertanian terpadu sudah mulai dilaksanakan sebagai
contoh Program Integrated Farming System (IFS) atau sistem pertanian terpadu
yang diterapkan oleh Perhutani yang diharapkan bisa mendukung kedaulatan pangan
nasional. Lahan di kawasan hutan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk berbagai
program kegiatan yang bisa mendukung program ketahanan pangan. Di antarannya
melalui penanaman aneka jenis tanaman seperti padi, palawija, empon-empon dan
bahkan budi daya peternakan dan perikanan. Kepala Biro Perlindungan Sumber Daya
Hutan Perhutani Divisi Regional Jateng, Imam Fuji Raharja mengemukakan, saat
ini Perhutani dalam mendukusg program kedaulatan pangan telah memberdayakan
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pemberdayaan itu dilakukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan kawasan hutan dengan budi daya tanaman. Pada
tahap awal seluas 45 hektare di KPH Randublatusg Randublatung, Blora di Petak
66 dan Petak 18 BKPH Ngliron. Tahap berikutnya di perluas IFS ini seluas 155
hektare tersebar di empat wilayah di Jateng yakni Randublatung, Pati, Cepu dan
Banyumas Timur. Dia menjelaskan, dalam IFS ini pola kerja yang diterapkan
adalah untuk tahun pertama semua sarana produksi pertanian meliputi penyediaan
benih, pupuk, dan obat hama disediakan oleh Pemprov Jateng. Sedangkan penyiapan
lahan dan pendampingan oleh Perhutani.
Tahap
awal yang dilakukan, kata dia, Perhutani bersama dengan Universitas Gajah Mada
(UGM) Yogyakarta adalah melakukan pelatihan kepada petani yang tergabung dalam
LMDH dan petugas lapangan Perhutani yang dipusatkan di Yogyakarta.
"Hasil panen
palawija pada tahun pertama semua di miliki oleh petani penggarap dengan
catatan 20 persen dari hasil panen tersebut dicadangkan untuk benih jika akan
melakukan penanaman pada tahun berikutnya,’’ katanya.
Untuk
menyukseskan program kedaulatan pangan melalui sistim pertanian terpadu (IFS)
tersebut, yang diperlukan adalah kolaborasi antar satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang mempunyai wilayah di masing-masing kabupaten.
’’IFS ini bisa dikatakan sebuah kolaborasi antar SKPD
sehingga tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang petani akan
mampu tercukupi kebutuhan pangan secara nyata,’’tegasnya.
Program kedaulatan pangan yang saat ini digencarkan
pemerintah melalui pemanfaatan lahan hutan dan perkebunan, kata dia, bertujuan
untuk menjaga stabilitas pangan melalui penanaman tanaman palawija khususnya
padi, jagung dan kedelai.
Sumber :
Ida Ayu Indah Febriyani 14/364270/PN/13573 kelompok 4 gol.B2
BalasHapus1). nilai-nilai penyuluhan yang terkandung di dalam artiket tersebut yaitu :
1. Adanya sumber ide yaitu pembentukan Program Integrated Farming System (IFS) atau sistem pertanian terpadu yang diterapkan oleh Perhutani dengan memanfaatkan lahan di kawasan hutan yang diharapkan dapat mendukung kedaulatan pangan nasional
2. Adanya sasaran yaitu seluruh petani di sekitar kawasan hutan
3. Adanya manfaat yaitu dapat mendukung kedaulatan pangan nasional yaitu dengan memanfaatkan lahan di kawasan hutan sedemikian rupa untuk berbagai program kegiatan yang bisa mendukung program ketahanan pangan
4. Adanya nilai pendidikan yaitu memberikan suatu pengetahuan tentang penting dan manfaatnya suatu sistem pertanian terpadu dan dapat memberikan contoh sistem pertanian terpadu yang telah diterapkan yaitu diterapkan oleh Perhutani dengan memanfaatkan lahan kawasan hutan.
2). Nilai- nilai berita yang terkandung di dalam artikel tersebut yaitu :
1. Proximity : tulisan tersebut memiliki hubungan erat dengan petani contohnya petani di kawasan hutan
2. Importance: tulisan tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan oleh petani untuk dapat mendukung program ketahanan pangan
3. Prominance: berita tersebut memuat tokoh terkemuka yaitu seorang Kepala Biro Perlindungan Sumber Daya Hutan Perhutani Divisi Regional Jateng, Imam Fuji Raharja mengemukakan, saat ini Perhutani dalam mendukusg program kedaulatan pangan telah memberdayakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
4. Consequence: tulisan tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap petani dengan adanya program integrated farming yang dapat bermanfaat untuk tercukupi kebutuhan pangan secara nyata
5. Development: tulisan tersebut menyangkut keberhasilan pembangunan program integrated farming yang dterapkan oleh Perhutani