Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian: SISTEM PERTANIAN TERPADU DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

Minggu, 08 November 2015

SISTEM PERTANIAN TERPADU DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

by Maulana Yusuf 

Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks. Sejumlah masalah yang dimaksud mencakup pendapatan rakyat rendah, tingkat kemiskinan relatif tinggi, pengangguran tinggi, ketimpangan ekonomi, pem-bangunan ekonomi daerah yang berjalan lambat, utang luar negeri relatif tinggi, kelangkaan energi, ketahanan pangan keropos, dan kemerosotan mutu lingkungan hidup. Masalah pembangunan ekonomi tersebut memerlukan pemecahan sesegera mungkin. Dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang juga menghadapi kesulitan pembiayaan pemba-ngunan, untuk memecahkan masalah tersebut, kita perlu melakukan penajaman (focusing) strategi pembangunan ekonomi ke depan.

Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini.

Petani yang dapat melaksanakan konsep sistem pertanian terpadu ini adalah petani atau kelompok tani yang memiliki lahan sekurang-kurangnya 1 ha untuk mendapatkan kelayakan ekonomi yang cukup dalam kegiatan usaha tani. Diharapkan petani akan menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani tanpa ter-gantung dari pihak manapun dengan pembentukan permodalan dan pasar yang baik oleh lembaga atau instansi yang berkompeten.
Di Indonesia penerapan sistem pertanian terpadu sudah mulai dilaksanakan sebagai contoh Program Integrated Farming System (IFS) atau sistem pertanian terpadu yang diterapkan oleh Perhutani yang diharapkan bisa mendukung kedaulatan pangan nasional. Lahan di kawasan hutan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk berbagai program kegiatan yang bisa mendukung program ketahanan pangan. Di antarannya melalui penanaman aneka jenis tanaman seperti padi, palawija, empon-empon dan bahkan budi daya peternakan dan perikanan. Kepala Biro Perlindungan Sumber Daya Hutan Perhutani Divisi Regional Jateng, Imam Fuji Raharja mengemukakan, saat ini Perhutani dalam mendukusg program kedaulatan pangan telah memberdayakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pemberdayaan itu dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kawasan hutan dengan budi daya tanaman. Pada tahap awal seluas 45 hektare di KPH Randublatusg Randublatung, Blora di Petak 66 dan Petak 18 BKPH Ngliron. Tahap berikutnya di perluas IFS ini seluas 155 hektare tersebar di empat wilayah di Jateng yakni Randublatung, Pati, Cepu dan Banyumas Timur. Dia menjelaskan, dalam IFS ini pola kerja yang diterapkan adalah untuk tahun pertama semua sarana produksi pertanian meliputi penyediaan benih, pupuk, dan obat hama disediakan oleh Pemprov Jateng. Sedangkan penyiapan lahan dan pendampingan oleh Perhutani.

Tahap awal yang dilakukan, kata dia, Perhutani bersama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta adalah melakukan pelatihan kepada petani yang tergabung dalam LMDH dan petugas lapangan Perhutani yang dipusatkan di Yogyakarta.

"Hasil panen palawija pada tahun pertama semua di miliki oleh petani penggarap dengan catatan 20 persen dari hasil panen tersebut dicadangkan untuk benih jika akan melakukan penanaman pada tahun berikutnya,’’ katanya.

Untuk menyukseskan program kedaulatan pangan melalui sistim pertanian terpadu (IFS) tersebut, yang diperlukan adalah kolaborasi antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang mempunyai wilayah di masing-masing kabupaten.

’’IFS ini bisa dikatakan sebuah kolaborasi antar SKPD sehingga tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang petani akan mampu tercukupi kebutuhan pangan secara nyata,’’tegasnya.

Program kedaulatan pangan yang saat ini digencarkan pemerintah melalui pemanfaatan lahan hutan dan perkebunan, kata dia, bertujuan untuk menjaga stabilitas pangan melalui penanaman tanaman palawija khususnya padi, jagung dan kedelai.



Sumber :





1 komentar:

  1. Ida Ayu Indah Febriyani 14/364270/PN/13573 kelompok 4 gol.B2
    1). nilai-nilai penyuluhan yang terkandung di dalam artiket tersebut yaitu :
    1. Adanya sumber ide yaitu pembentukan Program Integrated Farming System (IFS) atau sistem pertanian terpadu yang diterapkan oleh Perhutani dengan memanfaatkan lahan di kawasan hutan yang diharapkan dapat mendukung kedaulatan pangan nasional

    2. Adanya sasaran yaitu seluruh petani di sekitar kawasan hutan

    3. Adanya manfaat yaitu dapat mendukung kedaulatan pangan nasional yaitu dengan memanfaatkan lahan di kawasan hutan sedemikian rupa untuk berbagai program kegiatan yang bisa mendukung program ketahanan pangan

    4. Adanya nilai pendidikan yaitu memberikan suatu pengetahuan tentang penting dan manfaatnya suatu sistem pertanian terpadu dan dapat memberikan contoh sistem pertanian terpadu yang telah diterapkan yaitu diterapkan oleh Perhutani dengan memanfaatkan lahan kawasan hutan.

    2). Nilai- nilai berita yang terkandung di dalam artikel tersebut yaitu :

    1. Proximity : tulisan tersebut memiliki hubungan erat dengan petani contohnya petani di kawasan hutan

    2. Importance: tulisan tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan oleh petani untuk dapat mendukung program ketahanan pangan

    3. Prominance: berita tersebut memuat tokoh terkemuka yaitu seorang Kepala Biro Perlindungan Sumber Daya Hutan Perhutani Divisi Regional Jateng, Imam Fuji Raharja mengemukakan, saat ini Perhutani dalam mendukusg program kedaulatan pangan telah memberdayakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)

    4. Consequence: tulisan tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap petani dengan adanya program integrated farming yang dapat bermanfaat untuk tercukupi kebutuhan pangan secara nyata

    5. Development: tulisan tersebut menyangkut keberhasilan pembangunan program integrated farming yang dterapkan oleh Perhutani

    BalasHapus